Senin, 12 Maret 2012

Breathing exercise (FISIOTERAPI)

Pasien penyakit paru akut dan kronik perlu diajarkan untuk mengontrol aktifitas pernafasannya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerja respirasi.

  • Breathing exercise didesain untuk memperbaiki fungsi otot-otot respirasi, meningkatkan ventilasi dan oksigenisasi.
  • Exercise aktive ROM pada shoulder dan trunk akan membantu ekspansi thorax, memfasilitasi deep breathing dan sering digunakan untuk menstimulasi reflex batuk.
  • Breathing exercise adalah bagian dari program treatment yang didesain untuk meningkatkan status pulmonal, endurance dan fungsi ADL.
  • Tergantung pada problem klinik pasien, breathing exercise sering dikombinasikan dengan pengobatan, postural drainage penggunaan alat-alat respirasi terapi dan program conditioning.

Indikasi Breathing Exercise

  1. Penyakit paru akut atau kronis
    1. Penyakit paru obstruktif kronis
    2. Pneumonia
    3. Atelectasis
    4. Emboli pulmo
    5. Gangguan respirasi akut.
  2. Nyeri pada area thorax dan abdomen setelah pembedahan atau trauma.
  3. Obstruksi jalan nafas akibat bronchospasme atau menahan sekresi.
  4. Penyakit CNS yang mengarah kepada kelemahan otot :
    1. High spinal cord injury.
    2. Myophatic progresif akut dan kronik atau penyakit nurophatic.
  5. Abnormalitas orthopedic berat yang mempengaruhi fungsi respirasi seperti scoliosis dan kiposis.
  6. Penanganan stress.

Tujuan Breathing Exercise

      1. Meningkatkan ventilasi.
2. Meningkatkan efektifitas mekanisme batuk.
3. Mencegah atelektasis
4. Meningkatkan kekuatan, daya tahan dan koordinasi otot-otot respirasi.
5. Mempertahankan atau meningkatkan mobilitas chest dan thoracal spine.
6. Koreksi pola-pola nafas yang tidak efisien dan abnormal.
7. Meningkatkan relaksasi.
8. Mengajarkan pasien bagaimana melakukan tindakan bila terjadi gangguan nafas

Prinsip Umum Mengajarkan Breathing Exercise

1.  Bila memungkinkan lakukan ditempat yang tenang  tanpa banyak gangguan.
2. Jelaskan kepada pasien tujuan dan rasionalisasi breathing exercise.
3.      Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman, posisi rileks
4.  Observasi dan evaluasi pola napas normal pasien saat  istirahat dan melakukan aktifitas. 
5.      Bila perlu ajarkan teknik relaksasi kepada pasien.
6.      Tunjukkan pola yang diinginkan kepada pasien.
7.      Minta pasien untuk melakukan pola bernapas yang tepat dalam berbagai posisi baik istirahat maupun saat melakukan aktifitas.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Pasien tidak boleh melakukan force expiration.
2. Pasien tidak boleh melakukan prolonged expiration.
3.   Hindari penggunaan accessory  muscles saat mengawali inspirasi.
4.   Minta pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi sebanyak 3 atau 4 kali dalam satu sesi.

Jenis-Jenis Breathing Exercise

      1. Diaphragmatic Breathing
      2.   Segmental Breathing
            a. Lateral costal expansion
            b. Posterior basal expansion
            c.  Right middle lobe
            d.  Pursed lip breathing  


Latihan Mobilisasi Thorax

1.      Definisi
Suatu bentuk latihan aktive movement pada trunk dan extremitas yang dilakukan dengan deep breathing.
2.      Tujuan
a.       Menjaga dan meningkatkan mobilitas trunk dan shoulder yang mempengaruhi respirasi.
b.      Memperkuat kedalaman inspirasi dan expirasi.
3.      Specifik Exercises
a.       Mobilisasi satu sisi pada chest.
b.Mobilisasi pada upper chest and strech  pectoralis muscles.
c.       Mobilisasi upper chest dan shoulders.
d.      Meningkatkan expirasi selama deep breathing.

Aktifitas Tambahan

1.                  Koreksi Postur
2.                  Streching manual pada trunk
3.                  ROM exercise untuk menjaga dan meningkatkan gerakan sendi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar