BAB I
ANATOMI FISIOLOGI
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea
membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus. N
ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3
bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii.
Tengah 2 antara tuberositas ischii dan
trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus berjalan
melalui collum femoris. Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea.
Cakupan dari regio pinggang sebagai
berikut :
·
Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
·
Lumbal ( Pinggang Atas )
·
Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
·
Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
·
Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
Adapun komponen
– komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi, bantalan
sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan
maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi
ishialgia.
Perjalanan Nervus Ischidicus di
mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki percabangan antara lain:
·
N. lateral poplital yang terdapat pada caput
fibula
·
N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa
polpliteal
·
N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah
bawah
·
N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon
ascilles
·
N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang
merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus
vertebra yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan
ditahan satu dengan lainnya oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal.
Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri atas arkus vertebra dengan lamina
dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya
ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus
spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi
kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari
cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis
vertebra melalui foramen intervertebra dan sebagian dari ramus meningeal yang
menginervasi duramater. Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak
mempunyai inervasi sensibel biarpun berbatasan langsung dengan ligamen
longitudinal yang mengandung serabut sensibel.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung
yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang
dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan
daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun
tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh.
Perbedaan hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai
sendi pendukung akan menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah
yang bersangkutan. Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai
jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang
kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus
mempersarafi:
·
M.
Semitendinosus
·
M.
Semimbranosus
·
M.
Biceps Femoris
·
M.
Adduktor Magnus
N. Poroneus Mempersarafi
·
M.
tibialis anterior
·
M.
ekstensor digitorum longus
·
M.
ekstensor halluci longus
·
M.
digitorum brevis
·
M.
poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi
·
M.
gastrocnemius
·
M.
popliteus
·
M.
soleus
·
M.
plantaris
·
M. tibialis posterior
·
M.
fleksor digitorum longus
·
M.
fleksor hallucis longus
BAB II
PATOLOGI
Ischialgia merupakan nyeri menjalar
sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari
lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus
ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai
manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di
daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolah
dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun
nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back
pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu
atau terasa tidak enak di daerah
pinggang, pantat yang factor pencetusnya
oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman
sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat
persaingan hidup semakin ketat atau stress. NPB dapat di klasifikasikan menjadi
Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis primer
atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar
harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori.
Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat
saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan
perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf
perifer biasanya berarti perangsangan pada
saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang
parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh
karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di
sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1. Entrapment Radiculitis/ Radiculitis
2. Entrapment Neuritis :
a) Neuritis primer
b) Terjebak disekitar bursa m. Piriformis
3. Entrapment Neuritis yang terjebak di sekitar:
a) Tuber Ischi
b) Artikulatio koksae.
c) Spondylosis
Diawali
dengan proses degeneratif yang ditandai
dengan menurunnya sistem metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor
traumatik yang berulang-ulang . Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada
discus intervertebralis. Elastisitasnya menurun diikuti berkurangnya cairan
sendi dan penurunan sistem difusi di Cartilago akan mengalami kerusakan yang
pada akhirnya akan berkurang. Inter space antar diskus semakin kecil yang
berakibat mikro trauma pada kedua fascies corpus vertebra . keadaan akan
diikuti proliferasi jaringan tulang baru yang akan berubah menjadi proses
osifikasi dan calsifikasi tulang yang pada akhirnya membentuk osteofit.
Dalam
analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul secara tiba-
tiba ini akan di kaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai hubungan
dengan trauma, maka secara simplisik data itu di asosiasikan dengan HNP (
Herpetik Nucleus Pulposus ). HNP merupakan jebolnya nukleus pulposus ke korpus vertebrae di atas atau di bawahnya, dan
bisa juga langsung jebol dari nukleus pulposus ke dalam korpus vertebrae.
Robekan circumferentia dan radial pada anulus fibrosis discus intervertebralis yang kemudian di susul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
iscialgia. Secara etiologi Ischialgia dapat di bagi menjadi 3 perwujudan yaitu :
A. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis
ischiadicus primer
Gejala utama dari neuritis
ischiadicus primer adalah nyeri yang dirasakan bertolak dari daerah antara
sacrum dan sendi pangul, tepatnya pada foramen infrapiriformis atau incisura
iscidika.dan menjalar sepanjang perjalanan nervus isciadica dan
lanjutanya pada nervus poreneus dan tibialis. Selain itu, terjadi pada insicura
isciadica dan sepanjang spasium poplitea pada tahap
akut. Juga tendon ascilles dan tibialis posterior.
B. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment
radiculatis
Pada
ischialgia ini N. Isciadicus terkena proses radang. Dan pada radiks Dorsalis
L3,L4, L5,S1 mengalami gangguan karena terjebak
akibat jebakan itu, yang dapat bersifat menindih, meregang.
C. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment
neuritis
Walaupun
pleksus lumbosacralis belum dianggap sebagai nervus, tapi iscialgia akibat
jebakan lumbosacralis yang membentuk nervus ischiadicus. Ini sama saja halnya
dengan ischialgia akibat jebakan m. Piriformis yang
dikenal sebagai Sindroma Piriformis. Ini lebih sering mengenai wanita daripada
pria.
Nyeri yang dirasakan penderita secara
tiba-tiba seperti rasa terbakar atau bersifat tajam dan sakit pada malam hari.
Sehingga penderita tidak dapat tidur. Nyeri bertambah apabila saraf tersebut
mengalami penekanan saraf.
Penyebaran rasa sakitnya dimulai dari daerah
lumbal, hip joint kemudian menyebar kearah bawah. Cara berjalan penderita
dengan ujung jari kaki plantar flexi ankle, hip dan knee dalam keadaan flexi
juga sehingga nampak penderita jalan dalam keadaan pincang. Pasien tidak bisa berdiri lama
sehingga terjadi kelainan sikap berdiri pada penderita (pelvic tilting) yang
mengakibatkan terjadinya kompensasi lumbal.
BAB III
STATUS KLINIK
A.
Laporan Status Klinik
Tanggal : 09 November 2010
Kondisi :
FT. C
B.
Keterangan Umum Penderita
Nama : Tn.H.Muh.Harum
Umur : 65 thn
Pekerjaan : Pensiunan
Jenis
kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat :
Jalan Rappocini Raya,lorong 11B no 2
C.
Data-data Medis
1.
Diagnosa Medis :
Ishialgia
2.
Terapi umum :
Medika Mentosa
D.
Segi Fisioterapi
Tanggal 09 november 2010
1.
Anamnesis (Auto)
a.
Keluhan utama : Nyeri pinggang
b.
Lokasi keluhan :
Pinggang bawah hingga ke tungkai kanan
c.
Sifat keluhan :
Menjalar ke jari-jari kaki
d.
Lama keluhan :
5 bulan yang lalu
e.
Yang
Memperberat : Pada saat tidur miring ke kiri dan duduk
f.
Yang
Memperingan : Pada saat beristirahat (tidur miring ke kanan)
g. RPP : 5 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri di
pinggang sampai tungkai bawah dan osi tidak tahu penyebab utamanya.
h. Anamnesis sistem
1) Kepala dan leher : tidak ada gangguan
2) Kardiovaskular : tidak ada gangguan
3) Respirasi :
tidak ada gangguan
4) Musculoskeletal : spasme otot piriformis
dan gastrocnemius.
i.
Pemeriksaan
Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan darah : 110/80 mmHg
b) Denyut nadi : 88 x /menit
c) Pernapasan :
24 x /menit
d) Temperatur :
36 ° C
e) Tinggi Badan : 168 Cm
f) Berat Badan : 73 Kg
2. Inspeksi
a) Statis
1. Pasien tidak dapat duduk dan selalu mengangkat bokong yang sakit
2. Pasien tidak dapat berjalan dalam waktu
yang lama
b)
Dinamis
1.
Pasien
nampak kesakitan ketika dilakukan gerakan pada pinggangnya
2.
Pada saat berjalan pasien lebih menumpu ke kaki yang
sehat/ pincang.
3.
Tes orientasi/ Quick test
· Aktifitas jongkok –berdiri (squad and
bounching) menimbulkan nyeri pada knee.
4.
Pemeriksaan fungsi dasar
Regio Lumbal
Nama gerakan
|
Aktif
|
Pasif
|
TIMT
|
Fleksi
|
Nyeri,
ROM dalam batas normal
|
Nyeri,
elastis end feel, ROM normal
|
Nyeri, kualitas saraf baik
|
Ekstensi
|
Tidak
Nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak Nyeri, elastic
end feel, ROM normal
|
Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
|
Rotasi sinister
|
Tidak
nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak
nyeri, elastis end feel, ROM normal
|
Tidak Nyeri,
kualitas saraf baik
|
Rotasi dextra
|
Tidak
nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak
nyeri, elasti end feel, ROM normal
|
Tidak Nyeri,
kualitas saraf baik
|
L.fleksi sinistra
|
Tidak
Nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak Nyeri,
elastis end feel, ROM normal
|
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
|
L. fleksi dextra
|
Tidak
nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak nyeri, end elastic end feel, ROM normal
|
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
|
Regio HIP joint
Nama gerakan
|
Aktif
|
Pasif
|
TIMT
|
Fleksi
|
Tidak Nyeri, ROM terbatas
|
Nyeri, elasitis end feel, ROM terbatas
|
Tidak Nyeri,
kualitas saraf baik
|
Ekstensi
|
Tidak Nyeri, ROM terbatas
|
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM terbatas
|
Tidak
Nyeri, kualitas saraf baik
|
Abduksi
|
Tidak nyeri, ROM dalalm batas normal
|
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM normal
|
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
|
Adduksi
|
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM normal
|
Tidak nyeri,
kualitas saraf baik
|
Internal
rotasi
|
Tidak Nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM normal
|
Tidak nyeri,
kualitas saraf baik
|
External
rotasi
|
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
|
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM normal
|
Nyeri,
kualitas saraf baik
|
5. Pemeriksaan Spesifik
- Skala VAS
0 6,5 10
Interpretasi : Jasil dari pengukuran nilai ambang
nyeri adalah 6.5 yang berarti sedang.
b. Tes SLR + Bragard
Hasilnya : nyeri
Interpretasi : ada gangguan pada tendon aschilles dan
tibialis anterior peroneus longus dan penyempitan n. Ischiadicus.
- Tes Patrick
Hasilnya : tidak ada nyeri
Interpretasi : tidak ada gangguan
pada lig. sacroilliaca anterior
d. Tes Antipatrik
Hasilnya : tidak nyeri
Interpretasi : tidak ada gangguan pada lig. sacroilliaca
posterior
e. Tes Kontraktur
Hasil : Nyeri pada m. piriformis
sinistra, rectus femoris, hamstring
Interpretasi : Adanya pemendekan pada hamstring.
f.
Palpasi
Hasil : nyeri tekan pada m. piriformis dan spasme gastrok.
Interpretasi : ada spasme m. Piriformis dan gastrok
g. Connective Tissue
Interpretasi: Adanya spasme pada otot
erektor spine.
E. Diagnosis Fisioterapi
“Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan
Fungsional Pinggang Bawah dan Tungkai Sinistra akibat Ischialgia”
F. Problematik Fisioterapi
- Adanya nyeri menjalar sampai ketungkai
- Kontraktur pada m. hamstring
- Spasme otot Piriformis, erector spine, gastrok
- Terjepitnya nervus ischiadicus
G. Perencanaan Fisioterapi
1.
Tujuan
a.
Jangka Panjang
Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional berjalan pasien.
b.
Jangka Pendek
1)
Mengurangi nyeri
2)
Mengurangi spasme m.piriformis dan gastrok
3) Mengurangi kontraktur pada m. Hamstring
4) Melepaskan penjepitan nervus ishiadicus
2.
Tindakan
a.
Metodogi Fisioterapi
a)
MWD
b)
Exercise terapi
3.
Edukasi
·
Untuk
tidak mengangkat barang dalam keadaan berdiri
·
Dianjurkan
pasien memakai korset
·
Dalam keadaan berdiri disarankan agar satu kaki
pasien di sanggah dengan bangku.
·
Pasien tidur miring sebelum, bangun
H. Interfensi Fisioterapi
1. MWD
Ini sebagai pre eliminery exercise
posisi pasien tengkurap,jarak antaraa tranduser dengan permukaan tubuh pasien 3
cm.
Tujuan : alat
ini selain untuk sirkulasi darah, cocok untuk menurunkan nyeri.
Dosis : Tiap
Hari Frekuensi alat 80 MHZ teknik Coplanar dengan intermitten dengan waktu 10
menit
2 Friction
Ini untuk melemaskan otot yang
spasme. Pasien Tengkurap kemudian Fisioterapis menekan otot piriformis/otot
yang spasme, menggunakan ibu jari atau bagian-baian tubuh yang runcing.
Dosis: Tiap Hari dengan waktu 5x pengulangan
3.
Streching
Ini untuk melemaskan otot yang
mengalami spasme. Pasien terlentang dengan posisi knee di tekuk kemudian
fisioterapis membawa lututnya kesamping badan kiri dan kanan sampai terasa
terulur. Untuk mengulur otot Qua dratus lumborum.
Dosis: Tiap hari
dengan 8x hitungan dan 6x pengulangan
4.
Strengtening
Ini di lakukan untuk penguatan otot
abductor dan adductor. Posisi sama diatas tetapi diberikan tahanan di lateral
knee kearah dalam dan kearah keluar.
Dosis: Tiap hari
dengan 8x hitungan dan 6x pengulangan
isinya lengkap dan sangat membantu,, david riskiandi,stikes fdk bukittinggi.
BalasHapusTerima Kasih
BalasHapusAlhamdulillah...smg sllu bisa berbagi Ilmu
Siap...
BalasHapus